Menikmati Sibuk

21:35

Peluh, keringat, genderang perut yang menagih makan siang. Sungguh sangat nikmat. Saya tidak tergolong rajin, tapi saya sangat menikmati bekerja keras, bersungguh-sungguh.  Bersantai dan berleha di atas kasur sambil di depan kipas angin memang menyenangkan, tapi ada kesenangan lain ketika saya berjuang. Ya, berjuang.

Adalah sebuah nikmat, Allah izinkan untuk berjuang, untuk berkerja dan menghasilkan karya. Tak semua orang bisa berpeluh dan menikmati peluh, banyak yang berkeringat, lantas mengeluh. Panas terik, abu jalanan dan harmoni polusi yang seringkali mengisi hari, selalu banyak yang bisa disyukuri. Kepada abang-abang boneka goyang yang selalu aerobik menggerakkan boneka buntat di pinggir kemacetan. Abang-abang penjual tahu yang tanpa bosan menjajakan tahu di pinggir underpass, berharap mobil-mobil yang diisi manusia kebosanan bisa jajan, menikmati tahu bercampur mecin dan cabai rawit. Atau adik-adik penjaja tissue di parkiran masjid dan pinggir stasiun. Mereka selalu merekah, bisa tersenyum gembira seakan lupa suasana.

Adalah sebuah nikmat, jauh dari rumah, untuk menjemput rahmat. Selembar dua lembar ribuan, sehari dua hari pengalaman. Allah takkan pernah sia-siakan jalan nasib orang. Allah pasti sisipkan pelajaran. Beragam muka kehidupan dengan balasan yang sama. Beragam macam ujian dan cobaan dengan balasan yang serupa.

Tangan tangan kebas, kaki-kaki mati rasa, Allah tahu. Allah sangat tahu. Mari kita nikmati segala kesibukan. Iringi dengan irama istighfar dan hadallah yang senantiasa beriringan.

Semangat terus ya, apapun kondisinya. Semangat berjuang!

You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe