Many Miles To Go

yes. it is. 

sesimple itu. 

siang tadi Depok panas menyengat, sehabis silaturahmi ke rumah mbak cantik, ikutan belajar bikin kue, anter jilbab sponsor untuk Sekolah Alam Indonesia, dan mampir ke JNE margonda -gabisa dibilang mampir sih, gue bawa 4 karung jilbab.haha- Sengatan matahari bikin bener-bener dehidrasi. Habis dari JNE gue ke AJC ambil laptop, sambil nyetir sambil menghayal es kelapa, rujak irian, es sarang burung 88, dan segala macem yang seger-seger. Tapi otak gue korslet, yang diotak gue hari ini adalah hari minggu, 88 pasti tutup (padahal jelas jelas br hari sabtu. haha). 

Akhirnya mampir ke kedai es kelapa di deket Agung, gakjauh dari Saung Talaga. Pesen es kelapa tanpa es dan tanpa gula, sebutir. Minum seperti orang buka puasa. Pas bayar, ternyata cuma 8 ribu doooong. 

8 ribu udah bikin kenyang kembung seger. Sepoi sepoi dibawah pohon ceri, asik lah, dan gak lupa parkiran yang luas plus gratis. Haha. Parkiran jaman sekarang kan ngeselin, motor aja dua rebu, apalagi mobil. heu. 

Sebenernya maksud gue nulis cerita ini, beberapa waktu sebelumnya gue beli es kelapa butir tanpa es tanpa gula yang hampir sama, nyaris sama, di warung sebelahnya, sebut saja Saung Talaga, itu harganya 20ribu. Wow banget gak sih, beda 2,5kali lipat loh. 250% lebih mahal. Padahal tempatnya sebelahan. 

Kelebihan saung Talaga yah tempat dan menu nya yang udah level restoran. Suasana pinggir danau juga jadi hal yang patut diperhitungkan. 

Saat diperjalanan pulang, gue mikir, betapa produk yang sama, akan benar-benar bernilai beda, tergantung packaging dan penempatannya. Value apa yang ikut menempel pada suatu produk, terkadang jd poin kritis pembeda dalam pengambil keputusan customer. 

Aksioma high risk high return emang seringkali benar di berbagai lini bisnis. Walo gak selalu benar juga sih menurut gue. Kapan kapan gue nulis tentang ini deh. 

So, udah sih, tentuin value, tentuin package, dan jangan pernah ragu buat menetapkan harga. Karena yang 8ribu atau yang 20ribu, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Juga punya potensi dan resiko masing-masing. 

Have a nice weekend! 

Nelaindah

Sabtu, 21 Februari 2015

menurut buku Fiqh Wanita by Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah terbitan Pustaka Al Kautsar, Zakat itu diwajibkan bagi setiap orang Muslim merdeka dan memiliki harta yang jumlahnya telah mencapai nishab. Yes, Nishab. 

Kalau menurut buku-buku keuangan dan pedoman investasi, biasanya saran plus syarat pertama, dalam pengelolaan keuangan adalah ketersediaan dana darurat. Besarnya bervariasi, kelipatan dari kebutuhan pokok bulanan, mulai dari keperluan 6 bulan (biasanya utk single), hingga 1 tahun, atau 2 tahun untuk yang sudah berkeluarga. --pasa dasarnya menurut gue sih, semua org berkeluarga dan gak ada seorang pun yang single, krn kita huminid makhluk sosial--

Let say, kebutuhan dasar selama sebulan itu 3 juta, maka, untuk garis aman keberlangsungan hidup, setidaknya ada cadangan uang yang dingin 18jt, 36jt, atau 72jt (utk 2tahun). Bentuknya bisa beberapa macem, iddle money di rekening, dinar, LM, atau deposito. Pokoknya semua yang tingkat likuiditas nya tinggi, gampang diambil. 

Balik lagi ke Nishab. Rasulullah bersabda 'Tidak ada kewajiban bagi dirimu atas sesuatu, sehingga kamu mempunyai DUA PULUH DINAR. Jika kamu telah mempunyai duapuluh dinar dan telah mencapai 1 tahun, maka zakat darinya adalah SETENGAH DINAR. Sedangkan kelebihannya dihitung menurut perhitungannya. Tidak ada zakat pada suatu harta, sehingga mencapai waktu satu tahun' (HR Ahmad, Abu Dawud dan Baihaqi) 

Ada satu paragraf di buku Fiqh yg nanjleb buat gue. 

'Orang yang mempunyai harta dan masih bercampur dengan hutang, maka ia perlu melunasi hutangnya terlebih dahulu. Setelah itu baru mengeluarkan zakat dari sisa harta tersebut, jika sisa dari hartanya itu telah mencapai nishab. Jika belum mencapai nishabnya, maka tidak ada kewajiban untuk mengeluarkan zakatnya. Karena sebenarnya pada saat itu ia dalam keadaan MISKIN.' 

kan. apa banget. heu. 😭

kalo belum termasuk orang dengan harta yang mencapai nishab, berarti kita masih dalam keadaan MUSTAHIK ZAKAT. 

Konsep nishab ini menurut gue sebenernya adalah batas tersendiri untuk kita, sebagai batas aman dan batas pengingat. 

Batas aman sebagai dana darurat level pertama, dan batas pengingat kalau harta mesti berputar, mesti dialirkan. Seperti air yang diendapkan atau didiamkan, tidak semua berakhir menjadi es batu (kalo didieminnya di freezer. haha), tapi kebanyakan air yang diam akan berakhir menjadi comberan. 

Yang udah kebanyakan duit, better jd investor. Dana berputar, dpt bagi hasil. Yang udah kebanyakan duit, better jadi investor. Bisnis org lain berkembang, menciptakan banyak lapangan kerjaan. 

Semoga Allah limpahkan keberkahan dan kebermanfaatan selalu ya, ayo jadi Muzaki!