Milea : Bitter Sweet Reality

15:40

"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu" (Pidi Baiq)




Beberapa hari lalu saya menyelesaikan membaca novel karangan Pidi Baiq yang baru saja terbit, Milea: Suara dari Dilan. Novel ringan yang cukup membuat kecamuk. hahaha. Novel ini mampu saya baca dengan kecepatan yang lumayan, hanya dibutuhkan waktu sekitar 4 jam untu menyelesaikan membaca novel ini.

Menurut saya, novel ini menjadi penyeimbang dari dua novel sebelumnya, Dilan 1990 dan Dilan 1991. Jika pada buku sebelumnya ceritanya sangat renyah, ringan, teriring kebat kebit romantisme remaja. Maka, pada novel ini dirasa lebih dewasa. Lebih matang sudut pandangnya.

Penulisan Pidi Baiq masih sangat kental dengan ciri khasnya. Walau saya merasa pada novel ini lebih kaku, serta ada beberapa penulisan yang semestinya diedit dengan lebih seksama. Butuh tambahan sedikit editan di cetakan berikutnya .

Ide ceritanya sederhana, tentang sepasang kekasih yang kemudian putus, saling menghormati untuk tidak saling mengganggu karena sudah mendengar kabar bahwa sang mantan telah menemukan pengganti masing-masing. Keputusan yang sangat dewasa. Tapi ternyata semua itu pada awalnya adalah sebuah langkah keliru, sehingga benar-benar menjadi kenyataan yang pahit.

Dilan dan Milea yang (ternyata masih) saling mencintai, meski sudah tidak bersama lagi. Meski sudah menemukan pengganti. Sebuah  novel dengan cerita yang lekat dengan keseharian. Tak jarang kita enggan untuk menjalin silaturahim dengan orang yang sudah menyakiti kita. Padahal itu sebuah kesalahan besar. Jangan berprasangka buruk dan jangan gengsi untuk triple kroscek sebelum berprasangka baik. Agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Worth to read.




You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe