Valuation

17:39

Valuasi adalah proses untuk menentukan atau memberikan harga terhadap sebuah proyek atau aset. Atau Valuasi adalah harga startup jika dinilai dengan uang. Yang unik dari valuasi startup dibanding valuasi non-startup adalah pada tingginya risiko dari valuasi startup (Bacaanbisnis.com)





Saya akan mencoba membahas mengenai valuasi dari kacamata sederhana saya. Agar tidak ada lagi yang dirugikan karena ketidaktahuan. Tiga tahun lalu, saya sangat buta mengenai istilah valuasi dan istilah bisnis lainnya. 

Ketika seseorang hendak mengajak orang lain, atau ketika orang lain hendak membantu 'invest' modal pada usaha atau bisnis kita, hal yang harus pertama kali dilakukan adalah menentukan Nilai Valuasinya. Atau lebih keren dikenal dengan Valuasi Nilai Perusahaan.  

Bagaimana cara menilai dan menetukan Valuasi sebuah perusahaan? 

Ada beberapa cara, misalnya, dengan mendata aset dan nilai barang yang sudah ada berapa nilainya, ditambah dengan 'nilai brand' kita saat itu, serta potensi yang akan berkembang dimasa datang. 
Kedua bisa juga dengan negosiasi tingkat tinggi dengan disertai data data akurat mengenai forecast atau dugaan pengembangan bisnis. Bahasa kasarnya sih, tembak nilai. haha. 
Jangan lupa mempertimbangkan seberapa 'nilai lelah dan capek kita' yang sudah membesarkan dan memupuk brand dari masih embrio ide. hehe. 

Setelah dihitung dan ditembak, akan keluar angka yang disepakati. Kisarannya bisa puluhan juta rupiah, ratusan juta rupiah, milyaran rupiah, atau bahkan jutaan dolar. Ini merupakan hal dasar yang dilakukan startup pada ajang negosiasi dengan investor asing. Misalkan Startup G yang mendapat kucuran dana senilai 1 Trilyun Rupiah, berarti valuasi startup itu berada dikisaran lebih dari 1 Trilyun. Karena tentunya jarang sekali yang proporsinya 50:50 dengan founder atau team awal. 

Setelah keluar angka,barulah ditentukan pembagian 'sahamnya' mau berapa persen. Misalkan mau bergabung 3 orang (33% per orang), sementara nilai yang ditentukan adalah 500juta rupiah, maka, dua orang baru ini masing-masing harus menyuntikkan dana sebesar 33% dari 500juta. sebagai tanda komitmen dan kepemilikan bersama suatu perusahaan. Asumsinya ketiga-tiganya sama-sama meluangkan waktu fulltime untuk bisnis ini. Tidak berat sebelah. 

Kalau gak mau, dan hanya dinilai dari skills nya saja, tentukan nilai skillsnya. Jangan hanya terpaku pada nilai intangible nya. Kita butuh tanda komitmen dan cash sebagai modal. Cash is king bro. hahaha. Begitu pun sebaliknya, kalau hanya mau ngasih uang saja, tanpa mau memberikan waktu, perlu dinilai lagi komitmen dan besaran persentasenya. Jangan mau capek sendiri, sementara yang lain hanya uncang-uncang kaki. just talk no action or No action talk only. uyeah. apalagi kalau Tahu-tahu minta profiit tiap bulan yang cukup besar. Menurut ngana situ siapa? XD 

Sebenarnya sistem seperti ini, banyak contoh nya dalam ekonomi syariah. Semoga lain kali bisa kita bahas ya. :D 

Jadi, kalau ada yang mau kasih modal, sekian puluh juta, trus minta besaran profit yg pasti tiap bulan berapa, Jangan mau ya bray. Itu nyaris riba. Proft atau laba ya manatau berapa tiap bulan. Iya kalau lagi untung, tp kalau rugi? Harusnya sama sama bagi rugi juga. Mau kah? kalau ngga mau, mending jangan dulu lah join join. 

Apalah bedanya pinjem uang 100jt dengan bunga riba, kalau tiap bulan dipatok mesti setor profit sejuta tiap bulan, tapi suatu saat nanti mesti balikin penuh 100 jt? 

Be wise ya bro.  Pelan-pelan belajar cara bisnis yang bener, biar berkah. 


sumber gambar: startupbisnis.com

You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe