Pada ibu renta di ujung jalan

00:39




Jujur, terkadang kesal, ketika aku duduk di suatu kios, tak berselang setengah jam sudah berkali kali yang renta, tuna netra, atau disable, yang menjumpa. Dengan rintih khas mereka. Menengadahkan tangan sekedar mengharap kemurahan hati.

Entah sungguhan atau sudah jadi pekerjaan. Terkadang kesal, melihat pemberitaan yang mengatakan bahwa kaum papa di Jakarta konon kabarnya pun berkelimpahan di kampungnya. Terkadang berpikir, iyakah mereka sungguh butuh. Atau hanya jadi bahan setoran pada tengkulak-tengkulak jalanan. Ah, hidup. Terkadang terasa tak adil, terasa keras dan kenapa semua tak saja indah.

Katanya, jangan pernah berikan 'uang' pada mereka.
Tapi berikan 'modal'. Rasul contohkan dengan memberi perkakas semacam pisau bukan?

Ah tapi, entah bagaimana mereka menghadapi para mandor jalanan itu? Bisa jadi kalau tak ada setoran akan ada 'kejutan'.Menggadai nyawa. Hidup di jalanan, menempa keras tiap jiwa.  

Hingga akhirnya membaca sebuah artikel dalam harian Republika. Kalau Rasulullah pernah mengatakan kalau kita harus memberi pada siapapun yang meminta-minta, pun dia datang dengan kuda-nya.

Ah, Rasul, pribadi macam apa, sungguh suci tiada tandingannya. manusia paling baik yang pernah ada.


Diluar keraguan, entah mereka meminta itu sebuah pekerjaan, kebutuhan, paksaan atau apa, terkadang tak pernah terpikir, bahwa mereka sudah berbuat baik pada kita.

Yes, mereka memberi kesempatan kita untuk berbuat baik. 
Dan coba dengar, tiap kali bertemu, kebanyakan dari mereka pasti mengucapkan salam duluan untuk kita.

Yes, mereka mendoakan kita guys.
walaupun sesudah itu diteruskan dengan nada rintih 'minta sedekahnya kaa..'

Tapi coba dengar awalannya, mostly, mereka akan mengatakan 'Assalamu'alaikuuum..'

masih ingat artinya?
Yes, 'Semoga diberikan keselamatan atasmu..'

Dan coba bayangkan sedikit, berapa banyak mereka mengucap salam pada orang lain. Bahkan aku yakin, mereka juga gak bisa menghitungnya.
Dan masih ingat, kalau mendoakan orang lain, malaikat akan mengaminkan yang sama untuk sang pendoa?

Ketika kaum papa saja selalu mendoakan orang lain, punya amalan yang selalu dilakukan tak pernah putus, bagaimana denganku?

NikmatNya berlimpah, tapi...

Malu, Nel. :(  

You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe