Perspektif

00:55

Seharian itu aku hanya makan buah, permen-permen yupi, dua keping biskuit, satu botol air jahe, dua butir telur rebus tanpa kuningnya. Ya, ngga makan siang besar memang, ngga bermaksud diet juga. Hanya lagi malas makan saja. Tapi ternyata kemacetan Jakarta ba'da Magrib membuat perutku tak tertahankan membayangkan nikmatnya double cheese burger. Hahaha. Jadilah aku mampir di kedai fastfood ternama di Jl Lenteng Agung. Lahap, makan sendirian, sambil sesekali mengecek handphone dan mencoba makan sambil membaca buku Originals-nya Adam Grant yang tak kunjung usai ku baca sudah beberapa hari terakhir ini.

Tak beberapa lama aku duduk, akhirnya memperhatikan sekitar. Di meja pojok depan ku, ada Mas-mas yang sendirian saja asik di depan Macbooknya. Ada keluarga muda dengan dua anak kecil yang masih balita asik makan. Aku prediksi orangtuanya tak jauh berbeda umurnya denganku. Samping kananku, baru saja datang dua wanita muda, begitu datang langung menyalakan laptopnya persis di samping mejaku. Oh yah, aku bisa mengintip dengan jelas apa yang terpampang di layar leptopnya. Lima menit pertama, hanya menampilkan layar windows plus smadav nya. Kemudian berlanjut connect ke wifi untuk mengecek akun hotmailnya. Rupanya email yang diterima adalah dari Jobstreet, dan website lowongan pekerjaan. Samping kiriku ada sepasang remaja yang sedang kasmaran. Mungkin belum jadian, tapi modus tercium semerbak dari meja dan percakapan mereka. haha. Hanya memilih eskrim oreo atau es krim banana aja repotnya minta ampun. Rasanya ingin senyum-senyum sendiri, antara gemas dan kesal. Di belakangku, ada dua remaja perempuan yang begitu bersemangat bercerita tentang teman sekelasnya yang mengaku berbadan sixpack. Hahaha. masa remaja penuh warna. Di pojok jauh sana, terlihat seorang ibu yang menggendong anaknya yang masih sangat bayi. sementara sang ibu menikmati es krim.

Potongan-potongan beragam kehidupan orang lain yang tiba-tiba saja aku pikirkan sepanjang perjalanan pulang. Beragam opini dan penilaian muncul dalam kepalaku. Sungguh, memang kita selalu hebat jika berkaitan dengan menilai orang lain.

Padahal apa yang ada dalam penilaian kita belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Bisa beragam alasan dan sebab untuk mencapai satu keadaan yang sama.  Itulah yang membuat pengungkapan pendapat menjadi penting, penyampaian saran menjadi kebutuhan kita semua. Karena bahkan yang terlihat biasa saja bagi kita, barangkali menjadi hal yang perlu di kritik oleh orang lain. Hal yang terlihat baik-baik saja bagi kita, barangkali menjadi hal yang perlu diperbaiki jika dilihat dari sudut pandang orang lain.

Semua hanya tentang perspektif. Semua saling memperbaiki dan mengingatkan. Tujuannya cuma satu, agar kita bisa bertambah baik setiap hari. Tidak menjadi orang-orang merugi, bukan hanya yang hari ini lebih buruk tapi mereka yang merugi adalah mereka yang bahkan menjalani hari ini sama baiknya dengan orang lain. Wallahu'alam.

You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe