Gandeng Tangan

09:18

Pagi ini, aku melihat seorang ibu yang dengan telaten mengurusi ayahnya. Memberikan duduk di kursi prioritas kereta commuter line, menggandeng tangan saat hendak turun. Membisikkan, 'Ati-ati pak nanti lihat ke bawah ya, takut kejeblos'. Begitu kira-kira omongannya, aku tidak mendengar begitu jelas karena padatnya kereta dan posisi kami yang agak berjauhan.




Dilain kesempatan, aku naik kereta jam pulang kantor, padat sekali. Tiba-tiba dari arah kursi penumpang mau turun seorang ibu, dengan seorang anak sekitar umur 5 tahun atau awal SD. UNtuk turun orang dewasa saja, susahnya luarbiasa. Semacam berenang dilautan manusia. Dempet sana dempet sini, dorong sana dorong sini. Haha. Tapi saat sang ibu dan anaknya hendak turun, dengan menggandeng tangan sang anak, tetap menjaga kontak mata dengan anaknya, dan menampilkan wajah bahagia tanpa terlihat kekhawatiran sedikit pun. padahal terlihat dari tangan si Ibu yang melindungi kepala dan badan si Anak dari himpitan tas penumpang lain. Membuat jarak yang cukup untuk si Anak bernafas dan berdiri dengan kokoh. Si anak pun bisa berjalan menembus padatnya penumpang kereta.

Aku yang menyaksikan entah kenapa rasanya begitu terharu. Manusia, selalu saja mempesona dalam segenap kesederhanaannya. Selalu saja memukau dalam segala bentuk ujian. Kita selalu punya orang-orang sekitar yang senantiasa membuka tagannya untuk kita gandeng. Bukan tentang kita yg butuh atau mereka yang butuh. Tapi untuk selalu merajut makna kehidupan, menjalani kehidupan dengan menebar manfaat. Kalau rasa sayang dan cinta kepada manusia saja tanpa niatan macam- macam bisa membuat kuta sangat bahagia, apa jadinya jika semua dipersembahkan dan diniatkan untuk yang Maha Penyayang? Semoga kebahagiaan yang abadi menanti kita semua.

Cinta dan kasih sayang adalah bahasa universal yang bisa menembus beragam lapisan bumi dan langit, semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung untuk mengecapnya.

You Might Also Like

0 warna seru berkomentar

Flickr Images

Subscribe