Makmum
19:00
Pemimpin seyogyanya ada untuk memberi arahan, contoh, dan komando untuk segenap orang-orang disekitarnya.
Diperlukan pengetahuan yang mumpuni untuk menjadi seorang pemimpin. Walau pada hakikatnya setiap diri adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Pengambil keputusan dan penerima segala resiko dan imbas atas keputusan yang sudah diambilnya.
Pada sebuah kelompok kerja, seorang pemimpin harus bisa mengarahkan anggota kerjanya untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok yang telah ditentukan. Menjaga agar segala kegiatan berjalan seefektif dan seefisien mungkin. Berhadapan dengan seminimal mungkin resiko yang tidak dikehendaki.
Dalam organisasi yg baik, bukan hanya pemimpin yang butuh ilmu. Sebagai anggota juga diperlukan ilmu yang tepat agar bisa selaras sehingga organisasi berjalan dengan baik.
Tak terkecuali imam sholat berjamaah. Seorang imam ada untuk mengomando sholat agar bisa diikuti oleh jamaahnya.
Sedih sekali rasanya, melihat dalam jamaah sholat di mushola stasiun Duren Kalibata sore ini. Dalam kondisi tempat yang terbatas, jika semua mengikuti imam dengan semestinya, harusnya ada satu shaff penuh jamaah wanita dan dua shaff jamaah laki-laki. Tapi saat sholat berlangsung, selang dua orang dikananku, justru memilih untuk ruku duluan, tidak berjamaah melainkan sholat sendiri, padahal sholat dimulai berbarengan, berjamaah dengan imam di depan. padahal disamping kanan beliau ada jamaah yang juga ikut imam berjamaah. Jadi walaupun beliau sholat sendiri tanpa berjamaah dan selesai duluan, juga gak bisa keluar karena terhalang orang yang masih sholat.
Terkadang bukan salah imam yang kurang mumpuni, bukan salah pemimpin kurang gesit dan kurang wibawa, tapi bisa jadi salah kita yang kurang ilmu tentang bagaimana menjadi makmum. Bagaimana menjadi anggota organisasi. Bagaimana menjadi karyawan yang benar. Bagaimana saling mengingatkan sesama makmum. Bagaimana bersikap sebagai pemimpin.
Wallahu'alam.
Stasiun Duren Kalibata, 18.47 WIB, 11 Juli 2017.
1 warna seru berkomentar