Menghargai Recehan
01:20Seringkali, kita lupa akan nilai suatu benda. Seringkali kita remehkan hingga tak terasa mengabaikan begitu saja. Belakangan ini, saya ikut membantu untuk mengurus warung kelontong kecil milik orang tua. Produk yang dijual adalah bahan pokok, jajanan dan barang-barang kebutuhan dasar. Sejak saya masih kecil, sebenarnya di rumah sudah ada warung. Tapi beberapa tahun belakngan sempat tutup. Dan akhirnya beberapa bulan lalu dibuka kembali.
Sejujurnya, saya selalu tidak antusias dengan warung. Jaga warung aja ogah-ogahan. Karena harus selalu standby berjilbab rapi di depan rumah. haha. Tapi, untuk membuka kembali warung kali ini, saya ikut campur saat pembelanjaan awal barang-barang yang jadi modal. Serta ikut ambil suara saat diskusi mengenai pricing-nya.
Saya yang terbiasa jualan di lanah pakaian, fashion, dan jilbab sangat tercengang dengan perputaran uang di Warung Kelontong. Untung yang diambil bagi pemilik warung rata-rata tidak sampai seribu rupiah per pcs. Yes. Receh banget. Bahkan seringkali hanya ada gap laba seratus atau dua ratus rupiah. Huhu. Kok pas tahu jadi sedih.
Saat jualan jilbab, rasanya minimal banget sudah dapat Rp 5.000 per pcs yang terjual. Seringkali lebih dari itu. Bahkan saya men-set-up keuntungan bersih untuk Reseller atau Agen minimal Rp 10.000 per pcs. Nah ini, orang tua sendiri, Pricing-nya kok gini-gini amat. haha. Seratus dua Ratus di alfamart bahkan sudah tidak dihargai. Selalu saja diganti dengan 'Boleh disumbangkan gak mba?' Padahal belum dijelaskan juga akan disumbangin kemana, kita udah iya iya aja.
Begitu aku protes ke Bapak, beliau hanya ketawa-ketawa dan menanggapi dengan ringan. Kata beliau, jualan itu, untung 10% aja udah bagus lho. Kalau modal seribu, dijualnya Rp 1100, udah alhamdulillah. Karena kalau kemahalan, pasti lebih memilih beli ke toko lain.
Kemudian ku flash back, sepertinya pernah dengar kalimat ini di suatu tempat. Haha. Usaha dengan laba 10% itu worth it untuk diperjuangkan. Apalagi kalau low risk. Kalau agak menengah resikonya, usahakan laba berada di 20-30%. Tapi untuk fashion laba 50% itu sangat normal.
Bahkan, recehan yang rasanya bikin pegal saja, kalau benar-benar dihargai akan bisa bernilai. Betul seratus rupiah itu kecil, tapi karena modal yang dikeluarkan juga hanya seribu rupiah. Jika modalnya diubah jadi Sepuluh Juta rupiah, nilai laba yang diperoleh menjadi Satu Juta rupiah, terdengar lumayan besar bukan?
Jadi, mulai sekarang, mari kita hargai setiap recehan. Hargai setiap kembalian. Karena tanpanya, uang kita akan selalu sulit untuk menggenap. Kalau mau teliti, gap harga antara alfamidi dan alfamart aja berasa banget lho. haha.
Untuk yang lagi belajar jualan, mari kita menghargai recehan, entah besar atau kecil laba yang kita terima, sesungguhnya nilai pelajaran dan berkahnya berkali lipat dari itu semua. InsyaAllah. Jualan itu sunnah, dan Rasulullah sangat piawai dalam urusan niaga. Semoga kita kecipratan berkah.
Seberapapun penghasilanmu, yang penting dihargai dengan rasa syukur. Harga yang sesungguhnya bukanlah nominalnya, tapi seberapa besar syukur kita.
Alhamdulillah.
0 warna seru berkomentar