In my opinion, fase setelah lulus itu merupakan fase pilihan. Yap. Bisa memilih segala macam pilihan.
Saya pernah sedikit persentasi ditengah kelompok kecil mingguan saya, tentang masterplan hidup beberapa waktu mendatang. Persentasi bisnis di depan sahabat terbaik yang sungguh memberikan respon positif. Oke, seperinya rencana bisnis gue cukup oke. Seperti itulah benak saya berbisik saat melihat dan mendengar feedback dari mereka. Bahkan, meskipun beberapa bulan kebelakang saya coba apply lamaran-lamaran kerja, spot bisnis di otak saya tidak bisa begitu saja teralihkan.
Dan, Allah memang maha baik. Masya Allah, saya dihadapkan pada kesempatan besar itu. Ada pihak yang tertarik dan berencana membuat tender besar untuk merealisasikannya sekaligus. Sekaligus untuk seluruh Indonesia. Sungguh, ini adalah mimpi tergila yang selama ini berani saya mimpikan. Beberapa hari kami pontang-panting berusaha mewujudkan, bolak-balik sana-sini, ngobrol-ngobril di mana-mana. Sampai kejelasan sudah hampir hinggap di depan pandangan, hati berkata lain.
Humor ringan dari staf di ruangan itu (saat meminta persen-an), Iyakah ini benar jalan benar, dan pertanyaan-pertanyaan kecil dalam hati yang semakin meragukan.
Tetiba, saat seminggu yang lalu saya mendapat tugas menggantikan teman untuk mengisi suatu agenda pekanan, dibahaslah Al-Wafi hadist ke 11, yang pada intinya segala yang meragukan dan syubhat itu sungguh lebih baik ditinggalkan.
Alhamdulillah, sekali lagi, Allah memang Maha Baik. :)
Sepertinya Allah memang merencanakan yang lebih indah dari segala mimpi manusia yang paling indah.
:)
______
hey mas, file saya masih di komputer mas kan ya, tolong dihapus, ato kalau mau digunakan, tolong dengan baik ya, biar jadi tabungan saya, kelak... :)
Peluang-peluang besar yang lewat di hadapan orang-orang yang TIDAK SIAP besar, hanya akan menjadi kesia-siaan besar - Ippho right-Ini sungguh saya rasakan beberapa waktu belakangan ini. Mungkin salah satu benang merahnya adalah, karena saya BELUM SIAP. Sangat salah memang, saya tidak menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Saya begitu terlena dengan segala keleluasaan waktu selama ini yang bergelimang tawa.
Saya pernah sedikit persentasi ditengah kelompok kecil mingguan saya, tentang masterplan hidup beberapa waktu mendatang. Persentasi bisnis di depan sahabat terbaik yang sungguh memberikan respon positif. Oke, seperinya rencana bisnis gue cukup oke. Seperti itulah benak saya berbisik saat melihat dan mendengar feedback dari mereka. Bahkan, meskipun beberapa bulan kebelakang saya coba apply lamaran-lamaran kerja, spot bisnis di otak saya tidak bisa begitu saja teralihkan.
Dan, Allah memang maha baik. Masya Allah, saya dihadapkan pada kesempatan besar itu. Ada pihak yang tertarik dan berencana membuat tender besar untuk merealisasikannya sekaligus. Sekaligus untuk seluruh Indonesia. Sungguh, ini adalah mimpi tergila yang selama ini berani saya mimpikan. Beberapa hari kami pontang-panting berusaha mewujudkan, bolak-balik sana-sini, ngobrol-ngobril di mana-mana. Sampai kejelasan sudah hampir hinggap di depan pandangan, hati berkata lain.
Humor ringan dari staf di ruangan itu (saat meminta persen-an), Iyakah ini benar jalan benar, dan pertanyaan-pertanyaan kecil dalam hati yang semakin meragukan.
Tetiba, saat seminggu yang lalu saya mendapat tugas menggantikan teman untuk mengisi suatu agenda pekanan, dibahaslah Al-Wafi hadist ke 11, yang pada intinya segala yang meragukan dan syubhat itu sungguh lebih baik ditinggalkan.
Alhamdulillah, sekali lagi, Allah memang Maha Baik. :)
Sepertinya Allah memang merencanakan yang lebih indah dari segala mimpi manusia yang paling indah.
:)
______
hey mas, file saya masih di komputer mas kan ya, tolong dihapus, ato kalau mau digunakan, tolong dengan baik ya, biar jadi tabungan saya, kelak... :)