Balas Dendam Zaman Now
00:25Siapa sih yang ngga mau menikah? Mungkin ada, tapi sepertinya sangat jarang. Apalagi dikalangan kita, muslim yang ingin mengikuti sunnah Nabi. Menikah memang ajaran agama yang sangat dianjurkan. Tapi terkadang, lain keinginan, lain juga kenyataan. Jika Allah memang belum izinkan, tidak akan ada yang bisa membantah. Begitu pun dengan pernikahan.
Umurku 27 tahun saat merasakan ini semua. Ngga terlalu galau karena belum nikah, masih tergolong selow lah. Kondisi keluarga sangat kondusif, tidak menanyakan mana calon, mana ini mana itu. Paling hanya teman-teman jauh, yang NGGA kenal aku dengan baik, yang ngga peka, atau malah stranger, yang masih aja ngebahas, 'Kenapa belum nikah'. HAHA.
I'm single and I'm happy.
Pasti Allah punya skenario lain, saat aku belum juga ditakdirkan menikah. Bukan tanpa usaha lho ya, ikhtiar mah sudah. Tapi belum ada yang klop dan benar-benar jadi ya gimana dong. wkwk. Aku yakin sih, Apapun caranya, Allah pasti akan pertemukan dengan yang terbaik. Jodoh kadang menjadi kejutan yang sangat manis. Siapa tau aja kan dalam 2 pekan tiba-tiba ada yang beneran serius lalu jatuh cinta hingga akhirnya menikah. Who knows? ¬berharap mode on.
Sudah bukan masanya, iri dengan kemesraan pasangan-pasangan yang mengumbar kemesraan. Baik foto, cerita, atau apapun di media sosial. Ohya, ku sempat merasakan momen-momen muak dengan itu semua. Mengganggu oy. Antara iri dan kesel sih, iya tau, memang orang lagi bahagia, wajar aja bagi-bagi momen di sosial media. WKWK. Tapi kondisi emosi dan batin gak sejalan dengan logika. Aku sangat menghargai pasangan yang tahu etika, entah nanti aku sanggup atau ngga. Apakah sanggup menahan diri dari mengumbar kebahagiaan secara berlebihan. Momen-momen kesel dan iri itu sudah perlahan pergi, kegalauan yang hinggap pun mengubah diri. Menyesuaikan dengan diriku yang sudah beradaptasi.
Galau level berikutnya adalah, melihat teman-teman hamil, punya anak, dan bercanda-canda dengan anaknya. Di umurku saat ini, ngga jarang teman-teman main sepantaran sudah punya satu, dua hingga tiga anak, bahkan ada yang anaknya sudah usia sekolah. Alhamdulillah ada adik sepupu yang usianya 5 tahun, adik sepupu rasa adik sendiri, atau rasa anak sendiri? Haha. Jadi sedikit banyak bisa tersalurkan. Tiba-tiba jadi inget saat masih menjadi relawan di Sahabat Anak, ngajar anak-anak jalanan di Kota Tua dan di Grogol. Seru banget, miris, sedih, dan excited campur aduk jadi satu.
Ikhtiar dan tawakal
Ada suatu petuah, aku lupa ini awalnya siapa yang bilang, aku mendengarnya dari guru ngaji.
'Allah pasti memberikan kemudahan untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini'
Pasti ada maksud tertentu Allah menciptakan kita, kalau masih bingung untuk apa, bisa jadi Allah menciptakan kita untuk apa-apa yang menjadi mudah untuk kita lakukan. Menjadi lebih berkah untuk kita sebarkan manfaatnya. Dengan kata lain, berbuat hal-hal (termasuk kegiatan) duniawi untuk beribadah kepada Allah.
Akhirnya aku sadar, pasti Allah mau aku bangkit. Masa iya mau galau mulu, mau sedih mulu. Bisnis boleh gagal, boleh aja masih jomlo, tapi semangat harus tetap membara. Seperti matahari yang selalu bersemangat terbit setiap hari, sekelam apapun malam dan badai menjumpainya.
Menyalurkan kegalauan dan semangat baru, kadang memunculkan hal-hal yang diluar dugaan bahkan diluar bayangan. Sungguh, pertolongan Allah itu dekat, dan jalan keluar itu benar-benar dekat, bahkan terhimpit diantara dua masalah.
Desember tahun lalu, adalah momen-momen awal cikal bakal bisnisku yang baru, muncul. Pertemuan demi pertemuan, obrolan demi obrolan, meeting serta perhitungan sana-sini, akhirnya muncullah bisnisku yang baru, di bidang Perlengkapan Ibu dan Bayi. Terbagi menjadi dua bagian besar, Babyluna.id dan Bebiva. Berbeda sistem dan sasaran. Babyluna menyasar retail, sementara bebiva menyasar grosir. Kami menyediakan perlengkapan ibu dan bayi, dan menyuplai ke toko-toko perlengkapan bayi ke Pulau Sumatera hingga ke Jabodetabek, Tangerang, hingga Sukabumi dan wilayah lain di Jawa Barat serta Jawa Timur. Berhubung belum bisa menikah, belum bisa punya anak, tapi kalo punya bisnis yang bertema ibu dan anak, patutlah dicoba, Why Not! jadi meskipun masih single menggemaskan, tetap bisa berkontribusi untuk perkembangan anak-anak Indonesia. tetap bisa menjadi bagian dari perjuangan Ibu-Ibu di Indonesia. ya, jalan hidup ada banyak macamnya, jalan perjuangan banyak simpangan dan belokannya. Mudah-mudahan jalan yang kita pilih tetap sampai pada kebahagiaan .
Sebuah amanah yang sangat menantang. Apalagi kondisi masih baru recovery dari galau. Wakaka.
Galau sebenarnya suatu energi yang sangat besar, kalau di Aikido, bahkan energi lawan yang tujuan utamanya untuk mencelakakan kita, justru dengan teknik dan gerakan tertentu, bisa menjadi berkebalikan. Energinya tersalurkan menjadi serangan balik untuk melumpuhkan lawan. Begitupun dengan galau dan segala terpaan kegundahan emosi. Memang benar obat hati paling mujarab adalah Al Quran, dan jangan lupa hanya kita yang bisa mengubah keadaan seberat apapun kegalauannya.
Kalau menurut bahasa di AlQuran, 'Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu mengubahnya sendiri' sepakat?
Udah gak zaman lah ya, menyalurkan balas dendam pada hal-hal negatif, Bisa kok, Balas dendam jaman now, mengubah galau menjadi energi yang positif untuk bounce back.
Stay Strong Babe!
Stay strong, make them wonder how you're still smiling.
2 warna seru berkomentar